Contoh Materi Kultum Tema Al Qur’an Membentuk Umat Mulia
Contoh Materi Kultum Tema Al Qur’an Membentuk Umat Mulia. "Segala puji bagi Allah
yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak
mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus, untuk
memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi
berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh,
bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, mereka kekal di dalamnya untuk
selama-lamanya." ( Al Kahfi: 1-3). Rabb kita telah memberikan
kemuliaan kepada kita --sebagai kaum Muslimin-- dengan menganugerahkan kitab
suci yang terbaik yang diturunkan kepada manusia. Rabb kita juga, telah
memuliakan kita dengan mengutus nabi yang terbaik yang pernah diutus kepada
manusia. Sesuai firman Allah SWT:
"Sesungguhnya telah Kami
turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab
kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?" (Al Anbiyaa: 10).
Lihat materi lain:
Contoh materi kultum bahaya ghibah
Contoh materi kultum tema interaksi dengan alqur'an
Kitalah, kaum muslimin,
satu-satunya umat yang memeliki manuskrip langit yang paling autentik, yang
mengandung firman-firman Allah SWT yang terakhir, yang diberikan untuk menjadi
petunjuk bagi umat manusia. Dan anugerah itu terus terpelihara dari perubahan
dan pemalsuan kata maupun makna. Karena Allah SWT. telah menjamin untuk
memeliharanya, dan tidak dibebankan tugas itu kepada siapapun dari sekalian
makhluk-Nya:
"Sesungguhnya Kami-lah
yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya." (Al Hijr: 9).
Al Qur'an adalah kitab Ilahi
seratus persen: "(Inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan
rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang
Maha Bijaksana lagi Maha Tahu." (Huud: 1)
"Dan sesungguhnya Al
Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an)
kebatilan baik dari depan
maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi
Maha Terpuji." ( Fush-shilat: 41-42)
Tidak ada di dunia ini, suatu
kitab, baik itu kitab agama atau kitab biasa, yang terjaga dari perubahan dan
pemalsuan, kecuali Al Qur'an. Tidak ada seorangpun yang dapat menambah atau
mengurangi satu hurup-pun darinya. Ayat-ayatnya dibaca,
didengarkan, dihapal dan dijelaskan, sebagaimana bentuknya saat diturunkan oleh
Allah SWT kepada nabi Muhammad Saw, dengan perantaraan ruh yang terpercaya
(Jibril). Al Quran berisikan seratus
empat belas surah. Seluruhnya dimulai dengan basmalah (bismillahirrahmanirrahim).
Kecuali satu surah saja, yaitu surah at Taubah. Ia tidak dimulai dengan
basmalah. Dan tidak ada seorang pun yang berani untuk menambahkan basmalah ini
pada surah at Taubah, baik dengan tulisan atau bacaan. Karena, dalam masalah Al
Qur'an ini, tidak ada tempat bagi akal untuk campur tangan.
Perhatian kaum muslimin
terhadap Al Quran sedemikian besarnya, hingga mereka juga menghitung
ayat-ayatnya --bahkan kata-katanya, dan malah hurup-hurupnya--. Maka bagaimana
mungkin seseorang dapat menambah atau mengurangi suatu kitab yang dihitung
kata-kata dan hurup-hurupnya itu?! Tidak ada di dunia ini suatu
kitab yang dihapal oleh ribuan dan puluhan ribu orang, di dalam hati mereka,
kecuali Al Qur'an ini, yang telah dimudahkan oleh Allah SWT untuk diingat dan
dihapal. Maka tidak aneh jika kita menemukan banyak orang, baik itu lelaki
maupun perempuan, yang menghapal Al Qur'an dalam mereka. Ia juga dihapal oleh
anak-anak kecil kaum Muslimin, dan mereka tidak melewati satu hurup-pun dari Al
Qur'an itu. Demikian juga dilakukan oleh banyak orang non Arab, namun mereka
tidak melewati satu hurup-pun dari Al Qur'an itu. Dan salah seorang dari
mereka, jika Anda tanya: "siapa namamu?" --dengan bahasa Arab--
niscaya ia tidak akan menjawab! (Karena tidak paham bahasa Arab!, penj.). Ia
menghapal Kitab Suci Rabbnya semata untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada
Allah SWT, meskipun ia tidak memahami apa yang ia baca dan ia hapal, karena ia
tertulis dengan bukan bahasanya.
Al Qur'an tidak semata dijaga
makna-makna, kalimat-kalimat serta lafazh-lafazhnya saja, namun juga cara
membaca dan makhraj hurup-hurupnya. Seperti kata mana yang harus madd
(panjang), mana yang harus ghunnah (dengung), izhhar (jelas), idgham
(digabungkan), ikhfa (disamarkan) dan iqlab (dibalik). Atau seperti yang
digarap oleh suatu ilmu khusus yang dikenal dengan "ilmu tajwid Al
Qur'an". Hingga rasam (metode
penulisan) Al Qur'an, masih tetap tertulis dan tercetak hingga saat ini,
seperti tertulis pada era khalifah Utsman bin Affan r.a., meskipun metode dan
kaidah penulisan telah berkembang jauh. Hingga saat ini, tidak ada suatu
pemerintah muslim atau suatu organisasi ilmiah pun, yang berani merubah metode
penulisan Al Qur'an itu, dan menerapkan kaidah-kaidah penulisan yang berlaku
bagi seluruh buku, media cetak, koran dan lainnya yang ditulis dan dicetak,
bagi Al Qur'an.
Al Qur’an Cahaya
Allah menurunkan Al Qur'an
untuk memberikan kepada manusia tujuan yang paling mulia, dan jalan yang paling
lurus."Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus."(Al Israa: 9)
"Sesungguhnya telah
datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab
itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus." ( Al Maaidah: 15-16)
Al Qur'an adalah
"cahaya" yang dianugerahkan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, di
samping cahaya fithrah dan akal: "Cahaya di atas cahaya
(berlapis-lapis)." (An Nuur: 35). Dan Al Qur'an mendeskripsikan dirinya
sendiri sebagai cahaya, dalam banyak ayat.
Seperti dalam firman Allah
SWT: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari
Tuhanmu, (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya
yang terang benderang (Al Qur'an)." (An Nisaa: 174)
"Maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al Qur'an) yang telah Kami
turunkan." (At Taghaabun: 8).
Dan berfirman kepada para
sahabat Rasulullah Saw dengan firman-Nya: "Dan mengikuti cahaya yang
terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an)." (Al A'raaf: 157)
Di antara karakteristik cahaya
adalah: Dirinya sendiri telah jelas, kemudian ia memperjelas yang lain. Ia
membuka hal-hal yang samar, menjelaskan hakikat-hakikat, membongkar
kebatilan-kebatilan, menolak syubhat (kesamaran), menunjukkan jalan bagi
orang-orang yang sedang kebingungan saat mereka gamang dalam menapaki jalan
atau tidak memiliki petunjuk jalan, serta menambah jelas dan menambah petunjuk
bagi orang yang telah mendapatkan petunjuk. Dan jika Al Qur'an mendeskripsikan
dirinya sebagai "cahaya", dan dia adalah "cahaya yang
istimewa", ia juga mendeskripsikan Taurat dengan kata yang lain: "Di
dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)."
Seperti dalam firman Allah
SWT: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi)". (Al Maaidah: 44)
Demikian juga mendeskripsikan
Injil seperti itu, seperti dalam firman Allah SWT tentang Nabi 'Isa: "Dan
Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk
dan cahaya (yang menerangi) ." (Al Maidah: 46)
Perbedaan dalam dua
pengungkapan itu menunjukkan perbedaan antara Al Qur'an dengan kitab-kitab suci
lainnya. Seperti diungkapkan oleh Al Bushiry dalam Lamiah-nya: "Maha Besar
Allah, sesungguhnya agama Muhammad Dan kitab sucinya adalah kitab suci yang
paling lurus dan paling teguh Jangan sebut kitab-kitab suci lainnya di depannya
Karena, saat mentari pagi telah bersinar, ia akan memadamkan
pelita-pelita".
Hal itu karena Al Qur'an ini
datang untuk membenarkan kitab-kitab suci yang telah turun sebelumnya. Yaitu
yang berkaitan dengan pokok-pokok aqidah dan akhlak, sebelum kitab-kitab itu
dipalsukan dan diubah tangan manusia. Al Qur'an juga mengungguli kitab-kitab
suci sebelumnya, yaitu dengan mengoreksi dan meluruskan tambahan-tambahan dan
perubahan-perubahan yang telah disisipkan oleh manusia dalam kitab-kitab itu.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman: "Dan Kami telah turunkan kepadamu Al
Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu." (Al Maaidah: 48)
Al Qur'an juga mempunyai
maksud dan tujuan diturunkanya, di antaranya: meluruskan
kepercayaan-kepercayaan dan pola pandang manusia tentang Tuhan, kenabian, dan
balasan atas amal perbuatan, serta meluruskan pola pandangan tentang manusia,
kemuliaannya dan menjaga hak-haknya,
menghubungkan manusia dengan Rabbnya, membersihkan jiwa manusia,
membentuk keluarga, membangun umat yang saleh, yang dianugerahkan amanah untuk
menjadi saksi bagi manusia, mengajak untuk menciptakan dunia manusia yang
saling kenal mengenal dan tidak saling mengisolasi diri, saling memberi maaf
dan tidak saling membenci secara fanatik, serta untuk bekerja sama dalam
kebaikan dan ketaqwaan, bukan dalam kejahatan dan permusuhan. Kita berkewajiban untuk
memperlakukan Al Qur'an ini secara baik: dengan menghapal dan mengingatnya,
membaca dan mendengarkannya, serta mentadabburi dan merenungkannya.