Contoh
Kultum Menggapai Keberkahan Hidup
Contoh Kultum Menggapai Keberkahan Hidup. Setiap orang tentu saja ingin
memperoleh keberkahan dalam hidupnya di dunia ini. Karena itu kita selalu
berdo’a dan meminta orang lain mendo’akan kita agar segala sesuatu yang kita
miliki dan kita upayakan memperoleh keberkahan dari Allah Swt. Secara harfiyah,
berkah berarti an nama’ waz ziyadah yakni tumbuh dan bertambah, ini berarti
Berkah adalah kebaikan yang bersumber dari Allah yang ditetapkan terhadap
sesuatu sebagaimana mestinya sehingga apa yang diperoleh dan dimiliki akan
selalu berkembang dan bertambah besar manfaat kebaikannya. Kalau sesuatu yang
kita miliki membawa pengaruh negatif, maka kita berarti tidak memperoleh
keberkahan yang diidamkan itu.
Namun, Allah Swt tidak
sembarangan memberikan keberkahan kepada manusia. Ternyata, Allah SWT hanya
akan memberi keberkahan itu kepada orang yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
Janji Allah SWT untuk memberikan keberkahan kepada orang yang beriman dan
bertaqwa dikemukakan dalam firman-Nya yang artinya: “Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS 7:96).
Apabila manusia, baik secara
pribadi maupun kelompok atau masyarakat
memperoleh keberkahan dari Allah
Swt, maka kehidupannya akan selalu berjalan dengan baik, rizki yang
diperolehnya cukup bahkan melimpah, sedang ilmu dan amalnya selalu memberi
manfaat yang besar dalam kehidupan. Disilah letak pentingnya bagi kita memahami
apa sebenarnya keberkahan itu agar kita bisa berusaha semaksimal mungkin untuk
meraihnya.
Bentuk Keberkahan
Secara umum, keberkahan yang
diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman bisa kita bagi kedalam tiga
bentuk. Pertama, berkah dalam keturunan, yakni dengan lahirnya generasi yang
shaleh.
Generasi yang shaleh adalah
yang kuat imannya, luas ilmunya dan banyak amal shalehnya, ini merupakan
sesuatu yang amat penting, apalagi terwujudnya generasi yang berkualitas memang
dambaan setiap manusia. Kelangsungan Islam dan umat Islam salah satu faktornya
adalah adanya topangan dari generasi yang shaleh.
Generasi semacam itu juga
memiliki jasmani yang kuat, memiliki kemandirian termasuk dalam soal harta dan
bisa menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Keberkahan semacam ini telah
diperoleh Nabi Ibrahim as dan keluarganya yang ketika usia mereka sudah begitu
tua ternyata masih dikaruniai anak, bahkan tidak hanya Ismail yang shaleh,
sehat dan cerdas, tapi juga Ishak dan Ya’kub. Di dalam Al- Qur’an keberkahan
semacam ini diceritakan oleh Allah yang artinya: “Dan isterinya berdiri (di
balik tirai) lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira
tentang kelahiran Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’kub. Isterinya
berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku aka melairkan anak, padahal aku
adalah perempuan seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang
sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh".
Para malaikat itu berkata: "Apakahkamu merasa heran tentang ketetapan
Allah? (itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai
ahlul bait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah" (QS
11:71-73).
Kedua, keberkahan dalam soal
makanan yakni makanan yang halal dan thayyib, hal ini karena ulama ahli tafsir,
misalnya Ibnu Katsir menjelaskan bahwa keberkahan dari langit dan bumi
sebagaimana yang disebutkan dalam firman surat Al A’raf: 96 di atas adalah
rizki yang diantara rizki itu adalah makanan. Yang dimaksud makanan yang halal
adalah disamping halal jenisnya juga halal dalam mendapatkannya, sehingga bagi
orang yang diberkahi Allah, dia tidak akan menghalalkan segala cara dalam
memperoleh nafkah.
Di samping itu, makanan yang
diberkahi juga adalah yang thayyib, yakni yang sehat dan bergizi sehingga
makanan yang halal dan tayyib itu tidak hanya mengenyangkan tapi juga dapat
menghasilkan tenaga yang kuat untuk selanjutnya dengan tenaga yang kuat itu
digunakan untuk melaksanakan dan menegakkan nilai-nilai kebaikan sebagai bukti
dari ketaqwaannya kepada Allah Swt, Allah berfirman yang artinya: Dan makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah Allah rizkikan kepadamu, dan
bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (QS 5:88).
Karena itu, agar apa yang
dimakan juga membawa keberkahan yang lebih banyak lagi, meskipun sudah halal
dan thayyib, makanan itu harus dimakan sewajarnya atau secukupnya, hal ini
karena Allah sangat melarang manusia berlebih-lebihan dalam makan maupun minum,
Allah Swt berfirman yang artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indak
di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (7:31).
Ketiga, berkah dalam soal
waktu yang cukup tersedia dan dimanfaatkannya untuk kebaikan, baik dalam bentuk
mencari harta, memperluas ilmu maupun memperbanyak amal yang shaleh, karena itu
Allah menganugerahi kepada kita waktu, baik siang maupun malam dalam jumlah
yang sama, yakni 24 jam setiap harinya, tapi bagi orang yang diberkahi Allah maka
dia bisa memanfaatkan waktu yang 24 jam itu semaksimal mungkin sehingga
pencapaian sesuatu yang baik ditempuh dengan penggunaan waktu yang efisien,
karena salah satu karakteristik waktu adalah tidak akan bisa kembali lagi bila
sudah berlalu, Allah berfirman yang artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan
nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS 103:1-3).
Karena itu, bagi seorang
muslim yang diberkahi Allah, waktu digunakan untuk bisa membuktikan
pengabdiannya kepada Allah Swt, meskipun dalam berbagai bentuk usaha yang
berbeda, Allah berfirman yang artinya: “Demi malam apabila menutupi, dan siang
apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya
usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (harta di jalan
Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka
Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (92:1-7).
Materi 30
Kunci Keberkahan
Sebagai seorang muslim,
keberkahan dari Allah untuk kita merupakan sesuatu yang amat penting. Karena
itu, ada kunci yang harus kita miliki dan usahakan dalam hidup ini.
Sekurang-kurangnya, ada dua faktor yang menjadi kunci keberkahan itu.
1. Iman dan Taqwa Yang Benar
Di dalam ayat di atas, sudah
dikemukakan bahwa Allah akan menganugerahkan keberkahan kepada hamba-hambanya
yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Semakin mantap iman dan taqwa yang kita
miliki, maka semakin besar keberkahan yang Allah berikan kepada kita. Karena
itu menjadi keharusan kita bersama untuk terus memperkokoh iman dan taqwa
kepada Allah Swt. Salah satu ayat yang amat menekankan peningkatan taqwa kepada
orang yang beriman adalah firman Allah yang artinya: Hai orang-orang yang
beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan jangan
sampai kamu mati kecuali dalam keadaan berserah
diri/muslim (QS 3:102).
Keimanan dan ketaqwaan yang
benar selalu ditunjukkan oleh seorang mu’min dalam bentuk melaksanakan perintah
Allah dan meninggalkan larangan-Nya, baik dalam keadaan senang maupun susah,
dalam keadaan sendiri maupun bersama orang lain. Tegasnya keimanan dan
ketaqwaan itu dibuktikan dalam situasi dan kondisi yang bagaimananpun juga dan
dimanapun dia berada.
2. Berpedoman kepada Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber
keberkahan sehingga apabila kita menjalankan pesan-pesan yang terkandung di
dalam Al-Qur’an dan berpedoman kepadanya dalam berbagai aspek kehidupan, nicaya
kita akan memperoleh keberkahan dari Allah Swt, Allah berfirman yang artinya:
Dan Al-Qur’an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang
telah kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya? (QS 21:50, lihat juga
QS 38:29.6:155).
Karena harus kita jalankan dan
pedomani dalam kehidupan ini, maka setiap kita harus mengimani kebenaran
Al-Qur’an bahwa dia merupakan wahyu dari Allah Swt sehingga tidak akan kita
temukan kelemahan dari Al-Qur’an, selanjutnya bisa dan suka membaca serta
menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari, baik menyangkut aspek pribadi,
keluarga, masyarakat maupun bangsa. Akhirnya menjadi jelas bagi kita bahwa,
keberkahan dari Allah yang kita dambakan itu, memperolehnya harus dengan
berdo’a dan berusaha yang sungguh-sungguh, yakni dalam bentuk memantapkan iman
dan taqwa serta selalu menjadikan Al- Qur’an sebagai pedoman dalam hidup ini.
Sumber materi : media internet